HUT ke-76 DPR, Puan Mengajak Seluruh Anggota DPR Sebagai Momentum Untuk Bergotong-royong
Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan komitmen DPR untuk terus berbenah
diri di peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 DPR RI yang jatuh hari
ini, Minggu 29 Agustus 2021.
Puan memastikan, DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang tak akan
berhenti melakukan berbagai perbaikan untuk meningkatkan kerja-kerja
legislasi, pengawasan dan anggaran, sebagaimana diamanatkan Konstitusi.
"Tidak ada yang hal utama bagi DPR selain aspirasi rakyat. Di ulang
tahun ke-76 ini, DPR akan terus berbenah diri dan terus belajar untuk
mendengar, memahami dan menyalurkan aspirasi rakyat,"kata Puan di
Jakarta, Minggu (29/8/2021).
Puan mengakui masih terdapat berbagai kekurangan dari DPR dalam
fungsinya sebagai penyalur aspirasi rakyat. Oleh karenanya, segala
masukan dan kritik dari masyarakat akan menjadi pelecut DPR untuk
bekerja lebih baik lagi.
"DPR dipilih langsung oleh rakyat, maka masukan dan kritik dari rakyat
adalah 'vitamin' buat kami untuk terus belajar menjadi penyambung lidah
rakyat yang lebih baik lagi,"tegas dia.
Lebih lanjut, Puan mengingatkan seluruh wakil rakyat agar mendedikasikan
diri untuk kepentingan masyarakat, terlebih di era pandemi Covid-19
sekarang ini. Dia menegaskan, dibutuhkan kerja-kerja tak kenal lelah
oleh anggota DPR agar beban rakyat diringankan di masa-masa sulit
sekarang ini.
"Kami akan mengawasi setiap kebijakan pemerintah terkait penanganan
pandemi Covid-19 agar semata-mata bertujuan untuk penyelamatan rakyat
dari bencana kesehatan ini, bukan yang lain," jelas Puan.
Momentum Gotong Royong
Puan pun mengajak semua anggota DPR RI menjadikan HUT ke-76 DPR ini
sebagai momentum untuk bergotong royong dan berbagi di tengah pandemi.
"Peringati HUT ke-76 DPR ini dengan bergotong-royong bersama rakyat yang
sedang sulit. Buka dapur-dapur umum, bagikan sembako, obat-obatan,
vitamin dan semua yang bisa meringankan beban rakyat di saat pandemi
ini,"kata Puan.
Kiprah parlemen di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak masa
pemerintahan Kolonial Hindia Belanda. Pada masa penjajahan Belanda,
fungsi legislatif di Indonesia dijalankan oleh Dewan Rakyat bernama
Volksraad. Beberapa tokoh nasionalis moderat bahkan menggunakan jalur
parlemen lewat Dewan Rakyat ini untuk mencapai cita-cita kemerdekaan
Indonesia.
Kemudian di age penjajahan Jepang, fungsi DPR diberikan kepada lembaga
bernama Tjuo Sangi-in yang awalnya dibentuk untuk mengawasi kerja
pemerintah. Namun lembaga ini tak berjalan optimal dan hanya
mengutamakan kepentingan panglima tertinggi di masa pendudukan Jepang,
yakni Saiko Shikikan terkait usaha memenangkan perang Asia Timur Raya.
Pada akhirnya, Tjuo Sangi-in dianggap bukan Badan Perwakilan apalagi Parlemen yang mewakili bangsa Indonesia.
Hingga akhirnya Indonesia merdeka, pemerintahan yang berada di bawah pimpinan Presiden Sukarno membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) 12 hari setelah proklamasi kemerdekaan. KNIP yang merupakan cikal bakal DPR berdiri pada 29 Agustus 1945.
Tanggal peresmian KNIP kemudian
dijadikan sebagai tanggal dan hari lahir DPR RI. Di awal pembentukannya, KNIP beranggotakan sebanyak 137 orang dengan
dipimpin oleh Kasman Singodimedjo sebagai ketua. Duduk sebagai wakil
ketua KNIP saat itu adalah Sutardjo Kartohadikusumo, J Latuharhary, dan
Adam Malik.
Saat ini, DPR RI periode 2019-2024 memiliki 5 pimpinan: Ketua DPR Puan
Maharani, dan 4 Wakil Ketua yakni Azis Syamsuddin, Sufmi Dasco Ahmad,
Rachmat Gobel, dan Muhaimin Iskandar.
Komentar
Posting Komentar